Profil Desa Bojasari

Ketahui informasi secara rinci Desa Bojasari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bojasari

Tentang Kami

Desa Bojasari, Kecamatan Kertek, Wonosobo, merupakan sentra agribisnis unggulan di lereng Gunung Sumbing. Dikenal sebagai penghasil tembakau dan kopi berkualitas, desa ini memadukan potensi pertanian subur dengan rintisan agrowisata yang menjanjikan.

  • Pusat Agribisnis Lereng Sumbing

    Desa Bojasari ialah pusat utama pertanian tembakau dan kopi di Kecamatan Kertek, dengan produk yang telah diakui kualitasnya di tingkat regional.

  • Gerbang Rintisan Agrowisata

    Berada di jalur strategis menuju kawasan wisata Gunung Sumbing, desa ini aktif mengembangkan potensi agrowisata berbasis kebun kopi dan tembakau sebagai daya tarik baru.

  • Konektivitas dan Aksesibilitas Strategis

    Lokasi desa yang dilintasi oleh jalan utama yang menghubungkan pusat kota Wonosobo dengan kawasan dataran tinggi memberikan keuntungan signifikan dalam distribusi hasil bumi dan pengembangan ekonomi.

XM Broker

Desa Bojasari, sebuah kawasan subur yang terletak di Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, secara konsisten menegaskan perannya sebagai salah satu pilar utama agribisnis di lereng timur Gunung Sumbing. Dengan topografi perbukitan yang diwarnai oleh hamparan lahan pertanian produktif, desa ini menjadi pusat bagi budidaya komoditas bernilai ekonomi tinggi, terutama tembakau dan kopi. Posisi geografisnya yang strategis, didukung oleh kesuburan tanah vulkanik, menjadikan Bojasari tidak hanya sebagai lumbung pangan, tetapi juga sebagai laboratorium alam bagi pengembangan pertanian modern yang berakar pada kearifan lokal. Pengembangan potensi ini kini mengarah pada diversifikasi ekonomi melalui rintisan sektor agrowisata yang menjanjikan masa depan cerah bagi masyarakat setempat.

Geografi dan Kondisi Demografis

Secara geografis, Desa Bojasari berlokasi di ketinggian yang ideal untuk pertanian hortikultura, memberikan keunggulan komparatif bagi komoditas yang dihasilkannya. Wilayah desa ini memiliki luas sekitar 2,86 kilometer persegi atau 286 hektare. Letaknya yang berada di lereng gunung membuat kontur tanahnya bervariasi dari landai hingga bergelombang, dengan sebagian besar lahan dimanfaatkan sebagai area pertanian produktif.Secara administratif, Desa Bojasari berbatasan langsung dengan beberapa desa lain di dalam dan di luar Kecamatan Kertek. Di sebelah utara, wilayahnya berbatasan dengan Desa Tlogodalem. Di sebelah timur, berbatasan dengan Desa Candimulyo. Sementara itu, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pagerejo dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Reco. Batas-batas wilayah ini menjadi penanda interaksi sosial dan ekonomi dengan desa-desa tetangga.Berdasarkan data kependudukan terakhir, jumlah penduduk Desa Bojasari tercatat mencapai ribuan jiwa yang tersebar di beberapa dusun. Dengan luas wilayah yang ada, tingkat kepadatan penduduknya tergolong cukup ideal, memungkinkan pemanfaatan lahan yang optimal tanpa menimbulkan tekanan demografis berlebih. Komposisi penduduknya didominasi oleh masyarakat usia produktif yang mayoritas menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian, baik sebagai petani pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Dinamika kependudukan ini menjadi fondasi utama dalam menggerakkan roda perekonomian desa.

Pemerintahan dan Tata Kelola Desa

Roda pemerintahan di Desa Bojasari dijalankan oleh sebuah struktur organisasi yang mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dipimpin oleh seorang Kepala Desa, pemerintah desa berperan sentral dalam merumuskan kebijakan pembangunan, mengelola anggaran, serta memberikan pelayanan publik kepada masyarakat. Dalam menjalankan tugasnya, Kepala Desa dibantu oleh jajaran perangkat desa yang meliputi sekretaris desa, kepala urusan (kaur), kepala seksi (kasi), dan kepala dusun.Pemerintah Desa Bojasari menempatkan sektor pertanian sebagai fokus utama dalam rencana pembangunan jangka menengah desa (RPJMDes). Visi yang diusung ialah mewujudkan masyarakat desa yang sejahtera, mandiri, dan berdaya saing melalui optimalisasi potensi lokal, khususnya di bidang agribisnis. Berbagai program dirancang untuk mendukung visi ini, seperti penyediaan bantuan bibit unggul, fasilitasi pelatihan bagi kelompok tani, serta perbaikan infrastruktur pertanian seperti jalan usaha tani dan saluran irigasi.Menurut salah satu pejabat di Kecamatan Kertek, partisipasi masyarakat Bojasari dalam proses perencanaan pembangunan terbilang aktif. "Musyawarah perencanaan pembangunan desa (Musrenbangdes) di Bojasari selalu diwarnai oleh usulan-usulan konstruktif dari warga, terutama yang berkaitan dengan peningkatan produktivitas pertanian. Ini menunjukkan tingkat kepedulian yang tinggi dari masyarakat terhadap kemajuan desa mereka," ujarnya dalam sebuah kesempatan. Keterlibatan aktif ini memastikan bahwa program yang dijalankan pemerintah desa benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan aspirasi warga.

Potensi Ekonomi Unggulan: Tembakau dan Kopi Kualitas Terbaik

Kekuatan ekonomi utama Desa Bojasari terletak pada sektor pertanian, dengan dua komoditas andalan yang telah melegenda, yaitu tembakau dan kopi. Tanah vulkanik yang subur dari Gunung Sumbing, dipadukan dengan iklim mikro yang khas, menciptakan lingkungan ideal bagi pertumbuhan dua komoditas ini. Tembakau dari wilayah Kertek, termasuk Bojasari, telah lama dikenal memiliki kualitas premium dan menjadi incaran industri rokok nasional. Para petani di sini mewarisi pengetahuan budidaya tembakau secara turun-temurun, mulai dari pemilihan bibit, perawatan, hingga proses pascapanen yang cermat untuk menghasilkan rajangan tembakau kering berkualitas tinggi.Selain tembakau, budidaya kopi, khususnya jenis Arabika, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat dalam beberapa dekade terakhir. Kopi dari lereng Sumbing memiliki cita rasa khas yang kompleks, dengan aroma kuat dan tingkat keasaman yang seimbang, membuatnya diminati oleh para penikmat kopi spesialti. Banyak petani muda di Bojasari kini mulai beralih ke praktik pertanian kopi yang lebih modern, termasuk pengolahan pascapanen seperti proses madu (honey process) dan natural yang mampu meningkatkan nilai jual biji kopi secara signifikan.Selain dua komoditas utama tersebut, lahan pertanian di Bojasari juga ditanami berbagai jenis sayuran seperti cabai, kubis, dan bawang. Pola tumpang sari antara tanaman keras seperti kopi dengan sayuran semusim menjadi strategi petani untuk menjaga arus kas tetap stabil sepanjang tahun sambil menunggu masa panen utama. Keberhasilan sektor pertanian ini tidak lepas dari peran aktif kelompok-kelompok tani yang menjadi wadah bagi para petani untuk berbagi pengetahuan, mengakses informasi pasar, dan mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Pengembangan Sektor Agrowisata sebagai Peluang Baru

Menyadari potensi alam dan pertanian yang dimiliki, Desa Bojasari kini mulai merintis pengembangan sektor pariwisata berbasis agrowisata. Lokasinya yang berada di jalur perlintasan menuju berbagai destinasi wisata populer di lereng Gunung Sumbing, seperti basecamp pendakian, menjadi modal strategis. Pemerintah desa bersama kelompok sadar wisata (pokdarwis) setempat sedang merancang konsep wisata edukasi yang memungkinkan pengunjung untuk merasakan pengalaman langsung menjadi seorang petani.Paket wisata yang sedang dikembangkan meliputi kegiatan memetik biji kopi merah langsung dari pohonnya, belajar proses pengolahan kopi dari hulu ke hilir, hingga mencicipi seduhan kopi segar di tengah pemandangan kebun yang asri. Demikian pula untuk komoditas tembakau, wisatawan dapat melihat langsung proses perajangan daun tembakau dan penjemuran tradisional yang menjadi kearifan lokal. Konsep ini tidak hanya bertujuan untuk menarik wisatawan, tetapi juga sebagai sarana edukasi untuk meningkatkan apresiasi masyarakat luas terhadap kerja keras para petani.Seorang pegiat agrowisata lokal menyatakan, "Kami ingin menunjukkan bahwa Bojasari bukan hanya penghasil komoditas, tetapi juga destinasi yang menawarkan cerita dan pengalaman. Wisatawan yang datang tidak hanya menikmati pemandangan, tetapi juga membawa pulang pengetahuan tentang bagaimana secangkir kopi atau sebatang rokok diproduksi." Pengembangan agrowisata ini diharapkan dapat menciptakan sumber pendapatan alternatif bagi warga, membuka lapangan kerja baru di sektor jasa, serta meningkatkan nilai jual produk-produk lokal melalui penjualan langsung kepada wisatawan.

Kehidupan Sosial Budaya dan Kearifan Lokal

Kehidupan masyarakat Desa Bojasari sangat kental dengan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan, yang tercermin dalam berbagai aktivitas sosial. Tradisi seperti kerja bakti untuk membersihkan lingkungan atau memperbaiki fasilitas umum masih terjaga dengan baik. Sistem kekerabatan yang kuat menjadi perekat sosial yang menjaga harmoni antarwarga. Sebagian besar penduduknya merupakan pemeluk agama Islam yang taat, sehingga kegiatan keagamaan seperti pengajian rutin, perayaan hari besar Islam, dan aktivitas di masjid menjadi pusat interaksi sosial yang penting.Dalam konteks pertanian, masyarakat Bojasari memegang teguh kearifan lokal yang diwariskan dari generasi sebelumnya. Salah satunya ialah sistem "pranata mangsa", yaitu pengetahuan tradisional dalam menentukan waktu tanam yang tepat berdasarkan tanda-tanda alam. Meskipun teknologi pertanian modern telah banyak diadopsi, pengetahuan warisan ini tetap digunakan sebagai panduan untuk memitigasi risiko gagal panen akibat cuaca yang tidak menentu.Kesenian tradisional juga masih sesekali ditampilkan dalam acara-acara desa, seperti perayaan kemerdekaan atau sedekah bumi. Kesenian seperti tarian Lengger Wonosobo atau musik tradisional menjadi bagian dari upaya masyarakat untuk melestarikan identitas budaya mereka di tengah arus modernisasi. Kombinasi antara kekuatan tradisi dan keterbukaan terhadap inovasi menjadi ciri khas dinamika sosial budaya di Desa Bojasari.

Infrastruktur dan Aksesibilitas Wilayah

Dari segi aksesibilitas, Desa Bojasari memiliki keunggulan karena dilintasi oleh jalur jalan raya yang menghubungkan pusat Kabupaten Wonosobo dengan Kecamatan Kertek dan area di lereng Gunung Sumbing. Kondisi jalan utama yang beraspal baik membuat akses transportasi untuk distribusi hasil pertanian dan mobilitas penduduk berjalan lancar. Angkutan umum dan kendaraan pribadi dapat dengan mudah menjangkau wilayah desa ini, baik dari arah kota maupun dari kawasan sekitarnya.Infrastruktur dasar di dalam desa juga terus mengalami peningkatan. Jaringan listrik telah menjangkau seluruh permukiman warga, dan akses terhadap air bersih relatif memadai, sebagian besar bersumber dari mata air pegunungan yang dikelola secara komunal maupun oleh perusahaan daerah. Untuk konektivitas digital, sinyal telekomunikasi dari berbagai operator seluler sudah cukup kuat, mendukung aktivitas komunikasi dan ekonomi digital warga.Pemerintah desa terus memprioritaskan perbaikan dan pemeliharaan jalan-jalan lingkungan serta jalan usaha tani untuk memastikan kelancaran aktivitas pertanian. Dengan infrastruktur yang semakin memadai, Desa Bojasari siap untuk terus berkembang, tidak hanya sebagai sentra produksi agribisnis, tetapi juga sebagai kawasan yang nyaman untuk ditinggali dan menarik untuk dikunjungi. Potensi besar yang dimiliki, jika terus dikelola dengan baik dan inovatif, akan membawa Desa Bojasari menuju tingkat kemajuan dan kesejahteraan yang lebih tinggi di masa depan.